Mungkin setelah membaca judul ada yang
berpikiran bahwa hal itu sangat tidak penting. Tetapi bagi saya ada
pentingnya juga mengingat personal branding. Baru saja saya mengunjungi
salah satu situs www.namechk.com yang berfungsi untuk mengecek ketersedian sebuah username di seluruh situs sosial.
Iseng-iseng saya cek username saya ‘truepardede’.
Sebenarnya saya ini orangnya variatif (ada gak istilah orang variatif?
Mudah2an ada. wkwkwk) Jadi kalau membuat akun di situs sosial saya
bisa-bisa melupakan username yang seharusnya saya seragamkan, tetapi
malah saya membuat nama aneh. Maksud tujuan saya mengecek username
‘truepardede’ adalah bukan untuk mengecek ketersediaan, tetapi justru
mengecek situs sosial yang sudah status ‘taken’ atas nama username
‘truepardede’. Saya ingin mengetahui sudah seberapa wara-wiri saya di
dunia maya.
Ternyata atas username ‘truepardede’
saya menemukan 5 situs sosial yang saya gunakan. Saya fikir itu ukuran
yang sangat sedikit. Tetapi, balik lagi ke istilah ’saya ini orangnya variatif’
jadi username ‘truepardede’ hanya sekedar sample. Sebenarnya banyak
username yang saya pakai alias berserak. Saya cek kembali dengan
username yang lainnya hasilnya tidak sedikit. Berarti saya telah
mendaftar di banyak jejaring sosial.
Sebenarnya penting tidak mendaftar di
banyak jejaring sosial? Bisa dikatakan begini, penting tidak menjadi
manusia jejaring sosial? Menurut saya tidak ada larangan untuk hal itu.
Dan lagi itu bukanlah dosa, setidaknya meningkatkan personal branding
kita di dunia maya.
Seorang pengarang buku, Peter Montoya mengatakan bahwa kunci dari personal branding
itu sendiri adalah mengetahui persepsi orang lain tentang anda. Jadi di
sini kita menciptakan sebuah identitas untuk menjadi kekuatan kita.
Kita sudah terbiasa mengenal orang lain, tetapi belum tentu orang lain
mengenal kita. Jadi kita sedang berusaha membuat orang lain mengenal
kita dengan kelebihan, kekurangn dan keunikan kita. Bahkan karakter kita
bisa menjadi senjata bagi kita mencapai sebuah personal branding yang dimaksud. Maka jadilah unik dan berbeda tetapi masih tetap menjadi diri sendiri, yach!
Kesuksesan sebuah brand yang telah anda
ciptakan pada diri anda bukanlah seberapa banyak orang mengenal anda,
tetapi juga seberapa baik, seberapa positif citra anda di mata mereka.
Mungkin hal ini bisa dikatakan narciss, tetapi inilah narciss yang
positif.
Jadi apa hubungannya jejaring sosial yang saya paparkan pada awal tadi dengan arti sebuah personal branding ini? Jawabannya adalah, promosi! Kita tahu saat ini banyak motivator dadakan bertebaran di twitter (hanya sample). Mereka bisa dikatakan sedang menciptakan personal branding agar orang-orang mengenal mereka dari tiap tweet yang dihasilkan mereka. Tidak masalah, itulah namanya usaha membangun personal branding.
Jadi jejaring sosial merupakan media
kita dalam berekperimen menciptakan sebuah brand. Kita bisa menggunakan
banyak jejaring sosial yang beragam dengan username yang sama. Supaya
orang-orang mengenal kita dengan mudahnya. Photo profile yang konsisten
juga bisa digunakan untuk menciptakan personal branding. Jadi kesannya
tidak berubah-ubah maka bisa jadi orang-orang tidak memiliki persepesi
yang tiba-tiba berubah… :D
Jika kelebihanmu/bakatmu adalah menulis,
maka rajin-rajinlah promosi dirimu bahwa dirimu memiliki keahlian
menulis. Semisalnya, di blog, note facebook bahkan sekedar ngtwit. Intinya, jadilah seorang yang multi tasking atas urusan dirimu sendiri yang inginkan personal branding. Yang menulis, yang promosi dan bahkan yang mengapresiasikan (Lho?).
Hasil dari kerja keras anda di atas nantinya apa? Orang-orang akan mengenal anda. “Hey, kamu… Aku kenal kamu… Kamu suka nulis, yach? Kedengaran lebih baik bukan? Ketimbang anda yang mengatakan. “Eh, aku kenal dia…”
Yah terlepas dari situ, tulisan yang
kurang lebih 500 kata ini masih belum mendekati sempurna. Tetapi pada
dasarnya saya sangat menginginkan tulisan saya dibaca. Bukan berarti
narsis, tetapi lebih kepada personal branding di atas.
Yuk, mari menciptakan personal branding…
Apa? Gak mau? Ya, sudah… Gak maksa koq… Wkwkwkwkwk… Saya tahu masih
banyak orang yang gengsi jika dibilang pengen mendapatkan sebuah
personal branding yang baik di mata khalayak ramai karena takut
ditanggapi begini, “Iddiihh, sok eksisss”. Contohnya bilang begini: “Ah, saya orangnya ga narsis, kok.” — “Saya menulis apa adanya, ga ngarep apa-apa”
==>> ??? Kalau gitu mending menulis di buku harian, supaya 100%
ga ngarep apa-apa. [Ga ngarep dikomentari, ga ngarep di-vote bahkan ga
ngarep dibaca... Haddaahh]
Jadi yang terkahir apa? Personal branding, enggak, personal branding, enggak… Up to you, dweh… :D
Thanks yuuuaaahhh sudah baca… :D